Peran Auditor di Era Disruptif: Saatnya Auditor Bersinergi dengan Inovator dan Berpikir Kreatif untuk Menjaga Organisasi

  • Profesi auditor bisa memberikan nilai tambah dengan fokus pada tugas dasar yang diemban namun dengan standar yang lebih tinggi.

 

  • Membuka wawasan mengenai perkembangan bisnis dan inovasi baru bisa membantu auditor berpikir lebih kreatif dan mencapai sasaran dengan efektif dan efisien.

The Institute of Internal Auditors Indonesia (IIA Indonesia) akan kembali menghadirkan konferensi nasional tahunannya di Bali pada tanggal 28-29 Agustus 2018.

Disrupsi sering dianggap gangguan dalam bisnis, namun disrupsi adalah seusatu yang tidak dapat dihindari. Terkadang datangnya bisa diterka tetapi kadang disrupsi menghantam kita di saat yang tidak terduga dan organisasi kita belum siap untuk menghadapinya. Tantangan terbesar bagi auditor internal saat ini adalah untuk bisa melihat disrupsi dalam bentuk yang sebenarnya. Bisa melihat apa yang akan menghampiri kita dan bisa memberikan masukan yang bermanfaat bagi organisasi untuk mengelola disrupsi, itulah yang diinginkan oleh direksi, dewan komisaris, dan pemegang saham, ini yang benar-benar bernilai di mata pemangku kepentingan.

Tesla dengan self-drive-car nya, artificial intelligence, internet of things, kebijakan proteksi dagang, adalah beberapa contoh disrupsi. Umumnya, yang melatarbelakangi disrupsi adalah teknologi, kebijakan, demografis dan terkadang lingkungan bisnis itu sendiri.Lalu bagaimana? Manusia apapun profesinya harus bisa beradaptasi dengan perubahan jaman. Terlebih lagi profesi yang dituntut untuk bisa membantu mengarahkan jalannya organisasi secara berkelanjutan, termasuk profesi yang berada dalam fungsi audit, manajemen risiko dan kepatuhan.

Berpikir kreatif bagi auditor internal merupakan suatu keharusan. Namun ini bukan berarti merubah tujuan dari fungsi itu sendiri. Justru profesi ini harus fokus bergerak sesuai misinya, yaitu untuk meningkatkan dan melindungi nilai organisasi dengan memberikan asurans, advis dan wawasan yang objektif dan berbasis risiko. Jadi aktivitas dari fungsi audit internal adalah untuk memberikan asurans dan konsultansi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi mencapai tujuannya melalui pendekatan yang sistematis dan teratur dalam mengevaluasi dan meningkatkan keefektifan proses manajemen risiko, pengendalian dan tata kelola. Jangan keluar dari ranah ini. Namun bagaimana profesi ini bisa memberikan nilai, yaitu dengan menaikkan standar kerja sehingga kualitas dan output yang dihasilkan dirasakan manfaatnya. Ini merupakan pesan utama yang akan dibahasa oleh Chairman IIA Global Naohiro Mouri yang juga EVP dan Chief Auditor AIG Japan, yaitu “Emphasize the basics, Elevate the Standards”, dalam konferensi IIA Indonesia di Bali, bulan Agustus mendatang.

Selain itu, Richard Chambers, President dan CEO IIA Global juga akan hadir di Bali untuk berbagi wawasan agar auditor internal dapat menjadi trusted advisor. Ini sangat relevan dengan bagaimana internal auditor bisa mengelola disrupsi. Selain dengan meningkatkan standar kerja, tentunya perlu adanya sinergi dengan para innovator di organisasi sehingga membantu auditor untuk bisa lebih kreatif memanfaatkan sumber daya dan teknologi untuk memberikan hasil yang lebih maksimal, efektif dan juga efisien.

Dalam konferensi IIA Indonesia 2018 bulan Agustus nanti juga akan ada bahasan yang spesifik mengenai sektor publik dan swasta, BUMN. Dengan lebih dari 24 pembicara yang terkenal di bidangnya, konferensi ini bisa menjadi sumber ilmu yang bermanfaat dan forum untuk bisa mengenal dan berdiskusi tentang peningkatan kualitas audit. Informasi lebih lanjut mengenai konferensi IIA Indonesia 2018 ini bisa dilihat di https://2018natcon.iia-indonesia.org/event/

Subscribe to our newsletter

IIA Indonesia