Membagi peran atas governance measures
Langkah-langkah governance dapat dikelompokan dalam empat kelompok peran dan kegiatan, sebagai berikut:
- Leadership and oversight (Kepemimpinan dan pengawasan).
- Strategy execution (Eksekusi strategi)
- Support, guidance, and control (Dukungan, pedoman, dan pengendalian)
- Objective assurance and advice (Asurans dan advis yang objektif)
Leadership and oversight diperankan oleh governing body, dalam hal ini komisaris dan direksi. Peran strategy execution tentu saja dijalankan oleh direksi dan manajemen operasional.
Peran support, guidance, and control dijalankan oleh fungsi yang selama ini dikenal sebagai 2nd line of defense, antara lain, manajemen risiko, kepatuhan, manajemen qualitas, keselamatan dan kesehatan kerja, dan lingkungan hidup. Objective assurance and advice sudah pasti diperoleh dari audit internal.
Tabel-1 menunjukkan kelompok peran, organ yang menjalankan peran, dan contoh langkah-langkah governance yang dijalankan.
Proyeksi perbaikan
Sambil menunggu model three lines yang sudah di-update, berikut ini beberapa perbaikan yang dapat kita antisipasi berdasarkan elaborasi dari working group.
1. Fokus pada enablers dari keberhasilan organisasi dan penciptaan nilai
Model three lines yang baru masih berisi tentang pengaturan siapa saja yang berperan menjalankan governance, manajemen risiko, dan pengendalian. Fokusnya diperkaya dari sekedar defense, menjadi langkah-langkah governance, yang merupakan enablers dari keberhasilan organisasi dan penciptaan nilai. Langkah-langkah governance dapat dikelompokan dalam empat kelompok kegiatan dan peran, sebagaimana tertera pada Figure-4:
2. Koordinasi dan komunikasi
Koordinasi dan komunikasi akan menjadi feature penting dari model yang diupdate. Koordinasi dan komunikasi akan menghilangkan operational silo, sehingga organisasi, yang menerapkan model three lines, akan memperoleh satu gambar yang menyeluruh atas efektivitas dan kecukupan governance, manajemen risiko dan pengendalian.
Koordinasi juga akan mengurangi ‘kelelahan audit dan pelaporan’ (reporting and assurance fatigue), memastikan goals selaras dengan strategi, memastikan adanya bahasa yang sama (common vocabulary), dan rating pengukuran yang sama. Hal ini dapat menghindari adanya gap dan overlap.
Koordinasi dan komunikasi juga memungkinkan berbagai fungsi untuk sharing sumberdaya dan ekspertis, serta dapat mengoptimalkan (leverage) pemanfaatan data dan teknologi.
3. Scalability
Model yang baru dapat diterapkan pada berbagai organisasi segala ukuran (scala). Pada saat suatu perusahaan masih kecil dan sederhana, mungkin belum praktis dan belum mampu untuk membentuk second line tersendiri. Fungsi kepatuhan atau manajemen risiko bisa disatukan dengan manajemen operasional (1st line) atau dirangkap oleh audit internal (3rd line). Sejalan dengan pertumbuhan perusahaan, manajemen mungkin mulai membutuhkan spesialis tertentu untuk menjalankan support dan pemantauan pada bidang yang memerlukan (2nd line).
4. Principle base, governance, dan manajemen
Model yang baru akan menggunakan basis principles, menjelaskan prinsip-prinsip dari setiap komponen dari model. Peran governance dan governing body, sebagai bagian dari ‘line’ juga akan lebih menonjol. Mengingat kenyataan adanya blurring of the line dan untuk menjaga scalability dari model yang baru, first dan second line, kemungkinan ditekankan sebagai satu kelompok ‘manajemen’.
Mari kita tunggu terbitnya Three Lines Model yang baru. Model yang diharapkan akan relevan untuk lingkungan bisnis masa depan. Model ini tentunya akan membantu organisasi, profesi, dan standard setters. Model ini akan bermanfaat bagi Lembaga Pemerintah maupun Otoritas dalam menyusun regulasi dan peraturan yang terkait dengan efektif governance. Manajemen risiko dan pengendalian.
Model yang baru diharapkan akan di-launching bulan Juli 2020. Kabar gembira bagi profesional di Indonesia, pada saat yang bersamaan, IIA juga akan menerbitkan versi Bahasa Indonesia.
© Hari Setianto – 2020